Pengunjung rata-rata selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka atau mandi di salah satu sumber mata air yang ada disana yaitu Sendang Widodari. Dalam kepercayaan masyarakat setempat barang siapa yang mandi atau membasuh muka pada tanggal 1 Suro maka akan awet muda. Sedangkan sebagian pengunjung membawa pulang air dari sendang ini untuk dibawa pulang untuk penyembuhan maupun ritual lainnya.
Di Puncak Suroloyo juga terdapat beberapa tempat yang dikeramatkan. Mengenai sendang widodari ini dari cerita yang turun temurun merupakan tempat mandinya para bidadari. Dan keberadaan puncak suroloyo juga tidak bisa dipisahkan dari asal usul nama Samigaluh.
Dikisahkan pada jaman dahulu ada pertapa yang bernama Kyai Sami dan Nyai Galuh diganggu oleh jin bernama Saloka Joyo dan Simbar Joyo. Dalam pertarurang kedua jin bisa dikalahkan. Oleh pertapa tersebut Simbar Joyo diperintahkan menjaga Puncak Suroloyo, sedang Saloka Joyo menjaga wilayah bawahnya. Sehingga sampai sekarang keberadaan Sendang Widodari masih tetap dilestarikan dan pada tanggal satu suru digunakan untuk acara ritual jamasan pusaka.
Selaras dengan perkembangan jaman diramaikan juga dengan pentas kesenian rakyat setempat. Air sendang ini juga untuk mencukupi kebutuhan air warga setempat baik musim penghujan maupun kemarau. Aliran sungainya melintasi dusun dusun dibawahnya yang masuk Desa Gerbosari.
Semoga Kyai Sami dan Nyai Galuh tetap bersama kita menjaga mata air Sendang Widodari. Agar kehidupan kita bisa terus berlanjut.
BalasHapus