Air Menoreh

Air Menoreh adalah sebuah blog komunitas. Terdapat beberapa kontributor yg ikutan meramaikan blog ini. Keinginan kami untuk memahami sebuah kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo yg menjadi tempat tinggal komunitas di Samigaluh. Integrasi terjadi antara pengelolaan hutan dan air.

Oleh karenanya penguatan kelompok pengguna air komunitas masyarakat hulu menjadi penting sebelum proses negosiasi bisa terjadi antara kelompok pengguna air lainnya di DAS Progo ini.

Salam,
Hasto Pandito (hasto.pandito@gmail.com)

Senin, 21 November 2011

Farm Agroforestry Samigaluh

Model pertanian yang dikelola oleh masyarakat petani di wilayah Kecamatan Samigaluh ,Kulon Progo sangatlah berbeda dengan sistem pertanian di wilayah lain. Sebagai daerah yang berada di perbukitan dan pegunungan maka sistem pertanian yang diusahakan menggunakan pola tanam campuran antara tanaman pangan, perkebunan, dan kehutanan. Simtem ini sangatlah cocok dengan kondisi alam dan lingkungan serta struktur tanah. Fungsi pola tanam seperti ini akan memungkinkan tercukupinya kebutuhan pangan lokal yang ditanam dibawah tegakan perkebunan dan hutan rakyat. Menjadi penyangga tetap lestarinya  SUMBER MATA AIR yang ada untuk kebutuhan konsumsi maupun irigasi. Manfaat lain dari pertanian model ini menjadikan lingkungan di wilayah Samigaluh menjadi sejuk ,segar dan alami. Dan yang lebih penting lagi mampu menahan terjadinya erosi.

Terkait dengan masalah AIR selama ini telah bayak upaya yang diusahakan masyarakat dalam pengelolaan dalam pemenuhan  air minum khususnya. Juga banyak kelompok tani yang menggunakan sisa air untuk budidaya ikan lahan kering. Sebagian telah membentuk iuran DANA TIRTA guna perawatan sarana air minum dan upah tenaga pengurus.

Senin, 14 November 2011

Sendang Widodari Puncak Suroloyo

Salah satu obyek wisata di Kulon Progo yang ada di perbukitan Menoreh adalah Puncak Suroloyo yang berada di ketinggian 900-1000 dpl. Keramaian obyek wisata ini adalah puncaknya di bulan Muharram atau istilah jawanya 1 Suro.

Pengunjung rata-rata selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka atau mandi di salah satu sumber mata air yang ada disana yaitu Sendang Widodari. Dalam kepercayaan masyarakat setempat barang siapa yang mandi atau membasuh muka pada tanggal 1 Suro maka akan awet muda. Sedangkan sebagian pengunjung membawa pulang air dari sendang ini untuk dibawa pulang untuk penyembuhan maupun ritual lainnya.

Di Puncak Suroloyo juga terdapat beberapa tempat yang dikeramatkan. Mengenai sendang widodari ini dari cerita yang turun temurun merupakan tempat mandinya para bidadari. Dan keberadaan puncak suroloyo juga tidak bisa dipisahkan dari asal usul nama Samigaluh.

Dikisahkan pada jaman dahulu ada pertapa yang bernama Kyai Sami dan Nyai Galuh diganggu oleh jin bernama Saloka Joyo dan Simbar Joyo. Dalam pertarurang kedua jin bisa dikalahkan. Oleh pertapa tersebut Simbar Joyo diperintahkan menjaga Puncak Suroloyo, sedang Saloka Joyo menjaga wilayah bawahnya. Sehingga sampai sekarang keberadaan Sendang Widodari masih tetap dilestarikan dan pada tanggal satu suru digunakan untuk acara ritual jamasan pusaka.

Selaras dengan perkembangan jaman diramaikan juga dengan pentas kesenian rakyat setempat. Air sendang ini juga untuk mencukupi kebutuhan air warga setempat baik musim penghujan maupun kemarau. Aliran sungainya melintasi dusun dusun dibawahnya yang masuk Desa Gerbosari.

Minggu, 06 November 2011

Seputar Misteri Sumber Mata Air Menoreh. Air Mengalir Banjir Mengintai

Musim kemarau telah tergantikan dengan musim penghujan. Umtuk wilayah Kecamatan Samigaluh setiap hari harus sudah waspada dengan bahaya tanah longsor, mengingat daerah ini berada dalam daerah perbukitan dan pegunungan. Ini adalah gambaran sekilas tentang iklim dan topografi wilayah kelola Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM).

Kecamatan Samigaluh memiliki curah hujan tahunan rata-rata 2.150mm. Hujan terbesar bulan Desember/Januari dan terkecil di bulan Agustus. Suhu rata-rata 25"C. Kelembaban udara rata-rata 82,2 persen. Keadaan topografi berada dalam jajaran Perbukutitan Menoreh dan pegunungan dengan ketinggian 500-1000 dpl, kemiringan lahan berkisar antara 15 -45 ".

Aktivitas petani pada awal musim hujan antara lain menanam tanaman pangan dan tanaman hutan rakyat, Untuk pelestarian hutan rakyat dan penanggulangan bahaya longsor KWLM melaluli unit usaha PT PNU (Poros Nusantara Utama) Jogja selalu membagikan bibit sebagai pengganti tanaman hasil kayu yang dijual melalui koperasi dengan sistem tebang satu tanam sepuluh.

Untuk wilayah Kelurahan Ngargosari dan Pagerharjo pada tahun ini juga mendapat bantuan KBR (Kebun Bibit Rakyat) serta DAK (Dana Alokasi Khusus) rehabilitasi lahan dan pengkayaan hutan rakyat dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab.Kulon Progo.

Luas lahan yang dikerjakan untuk Desa Ngargosari seluas 50 ha dengan pendamping Kelompok Tani Sari Makmur 25 ha diketuai Sdr Bambang Sukisno. Sedangkan pendamping Kelompok Tani Sidodadi diketuai Sdr. Supangat dengan luas kelola 25 ha. Sedangkan Desa Pagerharjo berada di Dsn Nglinggo seluas 25 ha. Dan di Dsn Kemesu 25 ha yang mana pelaksana kegiatan adalah juga anggota dan pengurus unit kelola Kop.Wana Lestari Menoreh.

Kerjasama yang harmonis antara kelompok tani, Koperasi dan Dinas terkait mudah-mudahan dapat menjembatani permasalahan tanah, air, dan ekosistem lainnya agar tetap lestari. Permasalahan yang masih menjadi tantangan bagi masyarakat di daerah hulu sungai adalah belum adanya penataan alur air hujan yang permanen, sehingga dimusim hujan banyak daerah aliran sungai kecil yang dahulunya aman sekarang menjadi curam dan rawan rawan longsor.

Senin, 24 Oktober 2011

Tinalah...

Sungai yang membelah kecamatan Samigaluh dan Kalibawang ini sangat potensial. Potensial untuk para penduduk yang tinggal disekitar sungai ini. Dulu penambangan pasir dan batu di sungai ini diperbolehkan, tapi karena lambat laun merusak lingkungan penambangan itu dilarang, terutama di kawasan hilir sungai Tinalah, sebelum pertemuan dengan Sungai Progo.

Truk-truk sudah tidak bisa lagi masuk daerah sungai, tapi para pelaku penambangan tidak kurang ide, dngan mengarahkan penduduk sekitar untuk mengumpulkan batu belah dan di lego dengan harga 2000 rupiah per takar(kurang lebih 1 ember).Sekarang kalo lewat jembatan kali Tinalah, bagaikan liat lapangan voli di pinggir sungai. Sampai-sampai anak sungainya pun sudah susah cari batu...Ini aja dulu, besok nyambung lagi,..

Tinalah.....sampai di dapur juga hasilmu!!!

Minggu, 23 Oktober 2011

Comlog, KWLM dan Pengelolaan Kawasan Hulu DAS Progo


Kalau ada yg tanya, apakah ada kaitan antara gerakan community logging (comlog), pembentukan Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM) dan Pengelolaan Kawasan Hulu DAS Progo? Kalau jawabannya ya, kaitan seperti apa yg terbentuk. Dan kenapa kaitan itu menjadi penting bagi kita semua untuk memahaminya.

Gerakan comlog dan KWLM adalah bentuk kesadaran masyarakat untuk bersama mengelola kayu yg tumbuh di kebunnya, berdaulat dalam menentukan kapan waktu tebang dan secara bersama-sama dengan masyarakat lainnya bertenggang-rasa meningkatkan ekonomi dalam bentuk koperasi. Kebersamaan seperti ini tidak mudah dipraktekkan karena ini bukan melulu menyangkut kepentingan satu orang, tapi kepentingan sekelompok orang yg bersama-sama tinggal di Kawasan Hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Progo.

Kawasan ini menjadi penting keberadaannya karena fungsinya sebagai kawasan penyangga air (catchment area). Yaitu suatu kawasan yg memastikan agar air hujan masuk ke lapisan akuifer dan secara perlahan timbul menjadi mata air. Idealnya kawasan ini menjadi semacam busa penyerap air, utamanya saat kemarau tiba, saat aliran air permukaan menjadi kering. Mata air akan keluar saat kawasan penyangga terjaga baik. Pemerintah menetapkan 30% dari seluruh kawasan DAS adalah kawasan berhutan.

Pengaturan tebangan yg dilakukan komunitas melalui comlog akan memastikan bahwa kawasan penyangga di bagian hulu terjaga keberadaannya. Tentu saja tanpa mengurangi kesejahteraan masyarakat yg tinggal di hulu.