Air Menoreh

Air Menoreh adalah sebuah blog komunitas. Terdapat beberapa kontributor yg ikutan meramaikan blog ini. Keinginan kami untuk memahami sebuah kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo yg menjadi tempat tinggal komunitas di Samigaluh. Integrasi terjadi antara pengelolaan hutan dan air.

Oleh karenanya penguatan kelompok pengguna air komunitas masyarakat hulu menjadi penting sebelum proses negosiasi bisa terjadi antara kelompok pengguna air lainnya di DAS Progo ini.

Salam,
Hasto Pandito (hasto.pandito@gmail.com)

Minggu, 06 November 2011

Seputar Misteri Sumber Mata Air Menoreh. Air Mengalir Banjir Mengintai

Musim kemarau telah tergantikan dengan musim penghujan. Umtuk wilayah Kecamatan Samigaluh setiap hari harus sudah waspada dengan bahaya tanah longsor, mengingat daerah ini berada dalam daerah perbukitan dan pegunungan. Ini adalah gambaran sekilas tentang iklim dan topografi wilayah kelola Koperasi Wana Lestari Menoreh (KWLM).

Kecamatan Samigaluh memiliki curah hujan tahunan rata-rata 2.150mm. Hujan terbesar bulan Desember/Januari dan terkecil di bulan Agustus. Suhu rata-rata 25"C. Kelembaban udara rata-rata 82,2 persen. Keadaan topografi berada dalam jajaran Perbukutitan Menoreh dan pegunungan dengan ketinggian 500-1000 dpl, kemiringan lahan berkisar antara 15 -45 ".

Aktivitas petani pada awal musim hujan antara lain menanam tanaman pangan dan tanaman hutan rakyat, Untuk pelestarian hutan rakyat dan penanggulangan bahaya longsor KWLM melaluli unit usaha PT PNU (Poros Nusantara Utama) Jogja selalu membagikan bibit sebagai pengganti tanaman hasil kayu yang dijual melalui koperasi dengan sistem tebang satu tanam sepuluh.

Untuk wilayah Kelurahan Ngargosari dan Pagerharjo pada tahun ini juga mendapat bantuan KBR (Kebun Bibit Rakyat) serta DAK (Dana Alokasi Khusus) rehabilitasi lahan dan pengkayaan hutan rakyat dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab.Kulon Progo.

Luas lahan yang dikerjakan untuk Desa Ngargosari seluas 50 ha dengan pendamping Kelompok Tani Sari Makmur 25 ha diketuai Sdr Bambang Sukisno. Sedangkan pendamping Kelompok Tani Sidodadi diketuai Sdr. Supangat dengan luas kelola 25 ha. Sedangkan Desa Pagerharjo berada di Dsn Nglinggo seluas 25 ha. Dan di Dsn Kemesu 25 ha yang mana pelaksana kegiatan adalah juga anggota dan pengurus unit kelola Kop.Wana Lestari Menoreh.

Kerjasama yang harmonis antara kelompok tani, Koperasi dan Dinas terkait mudah-mudahan dapat menjembatani permasalahan tanah, air, dan ekosistem lainnya agar tetap lestari. Permasalahan yang masih menjadi tantangan bagi masyarakat di daerah hulu sungai adalah belum adanya penataan alur air hujan yang permanen, sehingga dimusim hujan banyak daerah aliran sungai kecil yang dahulunya aman sekarang menjadi curam dan rawan rawan longsor.

2 komentar:

  1. Lha cerita misterinya dimana. kirain ada cerita seru dan saru di seputaran keluarnya mata air di hulu DAS Progo. Kalau cerita bagaimana KWLM dan KBR, itu sih cerita angkat topi untuk Pak Pangat dan teman-teman di sana.

    BalasHapus
  2. Istilah misteri menurut saya tidaklah harus yang berhubungan dengan hantu, jin, supranatural atau yang berbau mistis... Karena misteri adalah sesuatu yang tadinya tidak tahu akan menjadi tahu. Tetapi untuk hal hal cerita seputar terjadinya suatu nama dusun ,mata air ,gunung dan sebagainya yang dipercaya masyarakat setempat akan saya tuliskan juga...ini baru saya tulis tangan belum sempat menyempurnakan. Episode awal berjudul *Sendang Widodari Puncak Suroloyo*

    BalasHapus